Di zaman yang semakin maju alias modern ini sgala sesuatu yang ada di dunia ini dapat kita ketahui dan pelajari. Mengiterpretasikan sesuatu di sekeliling kita atau hal apapun itu perlu didukung referensi-referensi yang akurat. Oleh karena itu manusia modern seperti kita harus mampu mengikuti tuntutan-tuntutan tersbut. Ada banyak media yang dapat menjadi referensi atau sumber yang relevan. Kita juga dituntut untuk peka terhadap sesuatu apapun itu, karena bila tidak kita akan menjadi orang yang sangat tertinggal layaknya seorang bayi yang baru lahir dan tidak tahu apa-apa mengenai dunia.
Banyak sekali media-media canggih di era yang sudah “edan“ ini. Masyarakat dengan bebas memilih jenis media yang menurut mereka pas baik dari segi harga, kecepatan dan keakuratan informasi, gaya hidup, serta kepraktisannya. Sebut saja radio, televisi, internet, dan lain sebagainya. Namun kita cenderung dimanjakan oleh kemudahan dan kecanggihan media-media tadi sehingga hampir melupakan salah satu jenis media konvensional yaitu buku atau media cetak secara umum.
Media cetak yang menuntut manusia untuk melakukan aktifitas konsentrasi mencakup melihat, menyandikan simbol-simbol dalam bentuk bahasa, kemudian memaknai apa yang disandikan tersebut, baru setelah itu dapat mengerti apa yang dimaksud dalam sesuatu yang trecetak itu, membuat kita cenderung memilih media-media canggih yang hanya dengan klik saja lalu kita dapat menikmati sajian-sajian informasi dengan berbagai tampilan atau kemasan yang menarik. Media-media ini juga memberi hiburan bagi mata dan indera pendengaran manusia yang dapat merefresh pikiran dari segala kepenatan setelah harus berkonsentrasi penuh dari aktifitas-aktifitas harian. Padahal banyak sekali efek-efek negatif yang ditimbulkan dari media-media elektronik tadi, antara lain radiasi elektromagnet yang masuk melalui mata dan dapat merusak syaraf otak selain itu gelombang radiasi yang masuk melalui indera pendengaran. Kedua-duanya itu selain dapat merusak otak juga dapat merusak indera yang digunakan tersebut.
Andai saja kita menyadari bahwa membaca buku atau jenis media cetak lainnya sangat menguntungkan dan lebih efektif dibandingkan media-media lainnya. Seringkali kita merasa jenuh saat membaca dan aktifitas membaca menjadi percuma. Itu semua dikarenakan kita salah dalam menggunakan teknik dalam membaca. Dalam halaman ini saya akan berbagi beberapa tips atau teknik membaca yang efektif.
• Niat. Membaca memerlukan niat. Maksudnya adalah sebelum membaca kita harus membulatkannya dalam hati, karena bila kita tidak berniat membaca maka kita akan merasa malas membacanya, dan bila dipaksakan membaca tidak ada hasilnya.
• Konsentrasi. Kita juga harus berkonsentrasi saat membaca. Keseriusan dan fokus pada bacaan akan membuat kegiatan membaca yang kita lakukan memjadi efektif.
• Saat kita membaca seringkali kita merasa jenuh dan letih. Hal ini sangat wajar karena mata manusia mempunyai batas kerja. Dan setiap orang berbeda-beda ketahanan matanya.
• Selain niat dalam membaca pun kita memerlukan mood. Bila mood kita sedang tidak bagus, tentu kita tidak akan bias menyerap maksud dari bacaan yang kita hadapi.
• Mulailah membaca dari sesuatu yang menarik dan sesuai dengan bidang kita. Maksudnya bila anda baru akan mencoba untuk menjadi pencinta membaca ada baiknya buku-buku yang and abaca disesuaikan dengan bidang, ketertarikan, serta tingkat keilmuan anda.
• Coba membaca dalam hati. Kebanyakan orang bilang membaca dalam hati lebih efektif daripada disuarakan.
• Jangan pernah menargetkan dalam membaca. Bacalah sesuatu bagaikan air mengalir. Artinya tidak perlu menargetkan suatu bacaan harus selesai dalam kurun waktu tertentu.
Perlu disadari bahwa membaca adlah kebiasaan yang sangat terpuji dan bermanfaat. Karena sesungguhnya segala sesuatu bias dipelajari dan diketahui melalui membaca. Saya ingin sekali menularkan kebiasaan membaca kepada semua orang. Marilah kita mulai kebiasaan ini!Selamat membaca!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar