Selasa, 03 Februari 2009

Harry Potter and the Chamber of Secrets


Judul Novel : Harry Potter dan Kamar Rahasia
Judul asli : Harry Potter and the Chamber of Secrets
Penulis : J.K. Rowling Alih bahasa: Listiana Srisanti
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit ceakan ke-19 : 2007
Penerjemah : Listiana Srisanti
Ilustrator : Mary GrandPré (AS), Cliff Wright (UK)
Genre : Fiksi, Fantasi
Halaman : 432 halaman
Dimensi : 16x20 cm
Resensi : Rangga Permana

Mungkin anda tidak asing dengan penulis terkaya di dunia bernama J.K. Rowling. Novel-novel karangannyatentu anda sudah kenal terutama bagi yang menyukai Novel Harry Poter tidak akan asing lagi dan mungkin sudah hafal dengan serial “Kamar Rahasia”nya. Serial Harry Potter bisa dinikmati di film layar lebar. Namun bagi anda yang tidak suka dengan aktifitas nonton dan tidak sempat meluangkan waktu untuk filmnya, bagi anda yang ingin menggali lebih dalam dalam menulis cerpen dan kemudian Novel, akan menjadi contoh cara penyampaian sebuah novel yang bagus jalan ceritanya dan gaya ceritanya. Novel ini mendapat acungan jempol dari banyak orang termasuk saya.
Secara ringakas cerita di dalamnya mungkin seperti ini. Harry potter sedang liburan musim panas bersama keluarga Dursley yang menyebalkan karena perlakuan kasar yang diterima Harry. Dia ingin sekali kembali segera ke Sekolah Sihir Hogwarts. Namun tiba-tiba muncul makhluk aneh bernama Dobby, yang melarangnya kembali ke Hogwarts. Malapetaka akan terjadi bila Harry kembali kesana. Setelah dengan susah payah Harry potter dijemput temannya dengan sebuah mobil terbang dan sesampainya di Sekolah Hogwarts betul-betul terjadi malapetaka. Karena pada tahun keduanya di Hogwarts muncul siksaan dan penderitaan baru, dalam wujud guru baru yang banyak lagak bernama Gilderoy Lockhart, hantu yang bernama Myrtle Merana yang menghantui toilet anak perempuan dan perhatian tak diinginkan dari adik Ron Weasly,Ginny.
Akan tetapi, semua itu Cuma gangguan kecil dibandingkan dengan bencana besar yang kemudian melanda sekolah. Ada yang mengubah murid-murid Hogwarts menjadi batu. Mungkinkah pelakunya Draco malfoy yang jahat sama Harry,yang riwayat masa lalunya akhinya terbongkar?Atau, mungkinkah pelakunya anak paling dicurigai semua orang di Hogwarts…Yakni Harry Potter sendiri? Ya, biar lebih jelas baiknya and abaca saja bukunya atau cari dan tonton filmnya.
Secara tampilan buku ini sangat menarik. Dari sampulnya saja ia sudah bisa meyakinkan kita bahwa buku ini menarik. Sampulnya sangat menunjukkan buku ini adalah buku fiksi. Permainan warna serta tipografi yang digunakan juga menambah dan melengkapi nilai unggul dari segi sampul. Kalau soal gambar jangan ditanya, buku ini selalu bisa membuat para pembacanya tergerak untuk membuka lembar berikutnya. Singkatnya buku ini cukup menarik paling tidak untuk saya sendiri.
Namun penyakit orang yang cukup familiar dengan buku-buku asing terlebih sekelas buku Harry Potter adalah soal biaya. Memang tidak bisa dipungkiri buku ini cukup membuat anda merogoh kocek lebih dalam apalagi bila anda berniat mengikuti serialnya. Tapi memang rugi bila anda hanya membaca satu serial saja. Mungkin permasalahan harga yang relatif malah ini menjadi salah satu kekurangan buku ini dan buku-buku asing lainnya.

Lost In Love

Judul Novel : Lost In Love

Penulis : Racmania Arunita

Penerbit : PT. Andai Krida Nusantara

Cetakan : II, 2008

Tebal : 274 halaman


Kota Paris adalah kota yang sangat indah dan penuh dengan keeksotikan.Mulai dari kebudayannya, dan juga tempat-tempat yang sudah di kenal di seluruh pelosok dunia, contohnya seperti, menara Eiffel. Kota paris juga di sebut sebagai kota fashion dan bahkan ada orang yang menyebutkan bahwa Paris adalah kota yang penuh dengan cinta dan keromantisan. Inilah yang mendasari Rachmania Arunita, sang penulis novel “ Eiffel I’m In love” dan “Lost In Love” ini membuat novel yang berlatar di kota Paris. Kedua novel yang di tulis oleh Racmania Arunita ini cukup sukses dan bahkan kedua novelnya sudah di jadikan film.

Racmania Arunita yang sejak dulu tinggal di Paris bersama orang tuanya sengaja membuat novel kisah cinta remaja yang berlatar di kota Paris agar para pembaca dapat membayangkan bagaimana indahnya kota Paris. Novel “Lost In Love” ini merupakan novel terusan dari novel “Eiffel I’m In Love” yang menceritakan tentang kehidupan cinta remaja antara Adit dan Tita. Awalnya Adit dan Tita tidak saling menyukai, tetapi pada akhirnya, lama-kelamaan mereka saling jatuh cinta dan Adit menyatakan cinta kepada Tita di depan Menara Eiffel, menara yang terkenal di kota Paris.

Novel “Lost In Love” ini juga tidak kalah menariknya dengan novel pertama Rachmania Arunita yang berjudul “Eiffel I’m In Love.” Novel “Lost In Love” menceritakan tentang perjalanan cinta Tita yang sangat berliku, yang asalnya hubungan mereka Backstreet dan pada akhirnya hubungan mereka direstui oleh kedua orang tua mereka. Di dalam novel ini diceritakan bahwa ada orang ketiga yang dekat dengan Tita yaitu Alex, Alex adalah orang yang telah membantu Tita di saat Tita tersesat di kota Paris. Pada saat itu Tita pergi dari keluarganya dan juga pergi dari Adit, Tita pergi dari mereka semua karena Tita menganggap bahwa mereka tidak peduli dengan Tita, mereka hanya memikirkan kepentingnnya sendiri. Pada saat Tita merasa sendiri di kota Paris, ternyata muncullah sesosok pria yang bernama Alex. Selama Tita sendiri, Alex yang menemani Tita dan Alex juga yang telah memberikan banyak nasihat tentang arti cinta dan pengalaman yang menyenangkan. Selama bersama Alex, Tita melakukan banyak cobaan dan petualangan di kota Paris. Ternyata, setelah Alex mengembalikan Tita pulang kepada keluarganya, Alex ternyata adalah sahabat Adit. Namun, persahabatan mereka kini rusak karena Alex telah merebut pacar Adit yang bernama Intan.

Namun pada akhirnya persahabatan mereka menjadi membaik dan juga hubungna Adit dan Tita direstui oleh kedua orang tua mereka hingga akhirnya, pada lima tahun kemudian, mereka menikah dan hidup bahagia bersama.

Novel “Lost In Love” ini merupakan novel yang best seler. Dan hingga akhirnya novel ini di jadikan sebagai film. Keunikan dari novel ini adalah, adanya lintas budaya antara kebudayaan Indonesia dan kebudayaan Paris. Yang paling menonjol adalah dengan penggunaan bahasa. Novel ini menggunakan tiga bahasa yaitu bahasa Indonesai, Perancis dan Inggris. Rachmania Arunita yang sudah lama tinggal di kota Paris sangat pandai memilih bahasa Perancis yang di gunakan di novel ini. Bahasa Perancis yang digunakannya adalah sperti kalimat “Merci” yang artinya terima kasih, “bonjour” yang artinya selamt siang, dan juga masih banyak lagi penggunaan bahasa Perancis yang lainnya

Di sini saya akan sedikit membandingkan antara novel “Lost In Love” dengan filmnya. Menurut saya, akan lebih baik jika kita membaca novelnya dan juga menonton filmnya. Tetapi menurut saya, setelah saya membaca dan menonton filmnya, ada sedikit perbedaan di anatara keduanya, yaitu ada beberapa alur cerita yang dipotong, dan juga ada beberpa latar yang di rubah. Menurut saya, lebih asik membaca bukunya di bandingkan menonton film nya, karena jika mebaca novelnya, kita dituntut untuk mengkayal dan membayangkan apa yang sedang kita baca. Jika kita membaca novelnya, kita seolah-olah sedang berada dan berpetualang di kota Paris dan kita seolah-oleh menjadi tokoh Tita. Namun tidak ada salahnya jika kita juga menonton filmnya juga, agar dapat memperjelas gambaran-gambaran yang ada di kota paris yang jika kita membacanya kita hanya membayangkannya saja. Tetapi jika kita menonton filmnya, kita bisa melihatnya secara visual.

Cerita Novel “Lost In Love” sangat menarik, lucu, menghibur dan bahkan membuat kita tertawa karena tingkah laku Tita yang terkadang ceroboh dan kekanak-kanakan. Jika kita membaca novel ini, kita juga secara tidak langsung, kita dapat mengetahui bahasa Perancis dan kita juga secara tidak langsung, kita telah belajar bahasa Perancis dari novel ini, karena setiap ada penggunaan bahasa Perancis, Rachmania Arunita menampilkan pengertianya atau artinya dalam bahasa Indonesia. Maka, novel ini dapat menghibur sekaligus dapat mendidik.

Cover novel ini juga sangat menarik, dengan cover yang berlatar kota Paris dan juga ada gambar para pemeran film “Lost In Love” yang sedang berdiri di suatu sudut jalan di kota Paris. Para pemain film “Lost In Love,” ini bernama Pevita Pearce (Tita), Richard Kevin (Adit) dan Arifin Putra (Alex).
Novel “Lost In Love” ini bagusnya kamu baca. Meskipun novel ini menceritakan tentang kisah cinta remaja, namun tidak ada salahnya jika orang tua juga membaca novel ini. Jadi novel ini bisa di baca oleh semua kalangan karena ceritanya yang ringan dan juga menghibur siapa saja yang telah membaca novel ini. Dan saya juga memberikan acungn jempol kepada penulis novel ini. Mekipun di usianya yang masih sangat muda, Rachmania Arunia mampu menulis novel yang alur ceritanya menarik dan juga bahkan hingga novelnya di jadikan film. Saya salut kepada Racmania Arunita, kerena di Indonesia masih jarang ada penulis yang masih muda tetapi hasil karyanya bisa di acungkan jempol.

Namun jujur buat saya pencinta film, saya lebih mendapat kesan saat menonton filmnya. Tentu saja kecakapan para pemain dan keindahan visual yang disajikan lebih membuat saya terbawa ke dalam suasana. Ditambah lagi alunan backsound yang mengiringi tiap-tiap adegan membuat saya serasa sebagai salah satu tokoh di dalam film tersebut. Tetapi saya tetap menganjurkan kamu semua untuk membaca bukunya dulu. Percaya deh....!

Resensi Buku : A Simple Life of Friendship

Judul buku : Permen - “A Simple Life of Friendship”
Penulis : Benny Jurdi
Perwajahan : Matizih
Penerbit : PT. Elex Media Komputindo
Tahun terbit : 2006

Sebuah kata dengan nama “cinta” memang merupakan sesuatu yang paling manusiawi. Semua umat tentu pernah merasakannya, khususnya bagi yang sudah mencapai masa “baligh”. Namun di kalangan remaja kata ini sering sekali dibicarakan, baik sebagai pembahasan maupun diungkapkan. Manusia tidak bisa lepas dari yang namanya cinta. Manusia juga tidak bisa melarikan diri dari cinta. Dalam buku yang bertemakan kehidupan remaja ini, penulis menyajikan sebuah kisah romansa remaja yang erat dengan realita pada masa sekarang ini. Selain itu dalam novel ini penulis juga membumbuinya dengan pesan-pesan yang berkaitan dengan hubungan pertemanan. Bagaimana menceritakan hubungan kisah kasih anak remaja yang juga disertai hubungan persahabatan para tokohnya, di sini penulis berperan sebagai seolah-olah salah satu tokoh yang terlibat. Jadi penulis mencoba bercerita dari dalam situasi cerita tersebut. Penulis berharap novel ini bisa dijadikan makanan ringan dengan berbagai rasa di dalamnya.
Diawali dengan kisah persahabatan empat (4) orang tokoh anak laki-laki yaitu Boyke, Christopher, Evan, dan Danil, yang merupakan siswa SMU dengan berbagai macam karakter masing-masing. Kemudian Boyke yang berkepribadian cuek bertemu dengan April sang bintang sekolah melalui satu pertemuan yang tidak mengenakkan. Boyke menabrak April secara tidak sengaja yang membuat April geram karena ia terhempas ke tembok yang baru dicat. Boyke yang sebelumnya tidak mengenal April langsung jatuh hati setelah melihat kecantikan sang bintang sekolah tersebut. Namun April yang dikenal sangat mementingkan gengsi sama sekali tidak mempedulikan Boyke yang berpenampilan biasa-biasa saja. Satu waktu Boyke menolong April dari gangguan preman hingga ia babak belur. Merasa akan mendapat simpati April ia langsung menyatakan cintanya sebelum akhirnya pingsan di pangkuan April. Dua sahabat April yaitu Sizy dan Tata yang juga satu sekolah dengan Boyke cs awalnya mengira bahwa sahabatnya itu akan menerima cinta Boyke setelah pengorbanan yang dilakukannya, namun April dengan tegas menampiknya. Boyke yang masih tidak dapat masuk sekolah akibat aksinya menolong April begitu penasaran dan menanyakan pada ketiga sahabatnya tentang tanggapan April atas cintanya. Namun karena tidak ingin melihat Boyke menjadi tambah parah karena mendengar cintanya ditolak, maka mereka memutuskan berbohong dan mengatakan pada sahabatnya itu bahwa April menerima cintanya. Keputusan ini juga disetujui oleh Sizy dan Tata yang juga merasa kasihan terhadap Boyke. April yang tidak mengetahui apa-apa akhirnya menjalin hubungan kembali dengan bekas pacarnya, Ben. Beberapa waktu kemudian Boyke terus curiga karena merasa selalu dijauhkan dari April oleh teman-temannya, sebelum akhirnya percaya setelah teman-temannya mengatakan bahwa April sudah menyiapkan kejutan di hari Valentine nanti. Namun apa yang terjadi, justru di hari Valentine itu April membuat pernyataan di depan banyak orang bahwa ia sudah menjalin hubungannya kembali dengan Ben. Boyke langsung shock dan tak dapat menerima kenyataan bahwa ia telah dibohongi oleh sahabat-sahabatnya. Ketiga sahabatnya pun berusaha minta maaf dan menjelaskan alasan sebenarnya, tetapi Boyke terlalu sakit hati dan tidak memberi mereka kesempatan. Setiap telepon dan SMS dari teman-temannya pun tak pernah dihiraukan olehnya. Sejak peristiwa itu pun Boyke sudah tidak pernah masuk sekolah.
Akhirnya Boyke mengenal seseorang bernama Lily melalui chatting. Hari-harinya dilalui dengan chatting bersama Lily, sampai akhirnya mereka berdua bertemu muka. Boyke terkejut setelah melihat Lily dengan kecantikan ‘blasterannya’. Dan ternyata Lily pun sangat kaya. Lily menaruh hati terhadap Boyke yang apa adanya. Ia membantu merubah penampilan Boyke yang kelewat cuek untuk masalah yang satu ini. Saat akhirnya ia kembali bersekolah, ia pun membuat seluruh murid di sekolahnya terpesona, termasuk sahabat-sahabatnya dan April. April yang sudah memutuskan hubungannya dengan Ben akibat tahu kekasihnya itu selingkuh sedikit demi sedikit mulai menyadari perasaannya terhadap Boyke. Ia merasa cemburu melihat kedekatan Lily dan Boyke. Namun ia tidak mau mengakui di depan teman-temannya bahwa ia mencintai Boyke, sampai suatu saat ia akhirnya sadar bahwa ia harus menghilangkan gengsinya dan segera menyatakan isi hatinya sebelum terlambat. Kenyataan yang terjadi April dan Lily sama-sama menyatakan cintanya kepada Boyke di saat yang sama. Bagaimana sikap Boyke menghadapi April dan Lily yang sama-sama menyatakan cinta kepadanya? Siapa yang akan dipilihnya? Dan bagaimana akhir dari kisah ini akan kita ketahui lebih lanjut setelah membaca novel ini.
Novel ini sangat cocok bagi kaum remaja pecinta kisah-kisah romantis. Di sini juga disampaikan arti dari sebuah persahabatan. Banyak orang berpendapat bahwa jujur itu menyakitkan, akan tetapi setelah membaca novel ini kita juga dapat mengambil hikmah bahwa bagaimanapun sebuah kebohongan akan berakhir lebih menyakitkan dibandingkan sebuah kejujuran. Bagaimana seorang anak manusia ternyata juga tidak dapat membohongi perasaannya sendiri. Alangkah baiknya untuk kita selalu mengikuti apa kata hati dan perasaan kita.

Woy..........Baca Atuh!

Di zaman yang semakin maju alias modern ini sgala sesuatu yang ada di dunia ini dapat kita ketahui dan pelajari. Mengiterpretasikan sesuatu di sekeliling kita atau hal apapun itu perlu didukung referensi-referensi yang akurat. Oleh karena itu manusia modern seperti kita harus mampu mengikuti tuntutan-tuntutan tersbut. Ada banyak media yang dapat menjadi referensi atau sumber yang relevan. Kita juga dituntut untuk peka terhadap sesuatu apapun itu, karena bila tidak kita akan menjadi orang yang sangat tertinggal layaknya seorang bayi yang baru lahir dan tidak tahu apa-apa mengenai dunia.
Banyak sekali media-media canggih di era yang sudah “edan“ ini. Masyarakat dengan bebas memilih jenis media yang menurut mereka pas baik dari segi harga, kecepatan dan keakuratan informasi, gaya hidup, serta kepraktisannya. Sebut saja radio, televisi, internet, dan lain sebagainya. Namun kita cenderung dimanjakan oleh kemudahan dan kecanggihan media-media tadi sehingga hampir melupakan salah satu jenis media konvensional yaitu buku atau media cetak secara umum.
Media cetak yang menuntut manusia untuk melakukan aktifitas konsentrasi mencakup melihat, menyandikan simbol-simbol dalam bentuk bahasa, kemudian memaknai apa yang disandikan tersebut, baru setelah itu dapat mengerti apa yang dimaksud dalam sesuatu yang trecetak itu, membuat kita cenderung memilih media-media canggih yang hanya dengan klik saja lalu kita dapat menikmati sajian-sajian informasi dengan berbagai tampilan atau kemasan yang menarik. Media-media ini juga memberi hiburan bagi mata dan indera pendengaran manusia yang dapat merefresh pikiran dari segala kepenatan setelah harus berkonsentrasi penuh dari aktifitas-aktifitas harian. Padahal banyak sekali efek-efek negatif yang ditimbulkan dari media-media elektronik tadi, antara lain radiasi elektromagnet yang masuk melalui mata dan dapat merusak syaraf otak selain itu gelombang radiasi yang masuk melalui indera pendengaran. Kedua-duanya itu selain dapat merusak otak juga dapat merusak indera yang digunakan tersebut.
Andai saja kita menyadari bahwa membaca buku atau jenis media cetak lainnya sangat menguntungkan dan lebih efektif dibandingkan media-media lainnya. Seringkali kita merasa jenuh saat membaca dan aktifitas membaca menjadi percuma. Itu semua dikarenakan kita salah dalam menggunakan teknik dalam membaca. Dalam halaman ini saya akan berbagi beberapa tips atau teknik membaca yang efektif.
• Niat. Membaca memerlukan niat. Maksudnya adalah sebelum membaca kita harus membulatkannya dalam hati, karena bila kita tidak berniat membaca maka kita akan merasa malas membacanya, dan bila dipaksakan membaca tidak ada hasilnya.
• Konsentrasi. Kita juga harus berkonsentrasi saat membaca. Keseriusan dan fokus pada bacaan akan membuat kegiatan membaca yang kita lakukan memjadi efektif.
• Saat kita membaca seringkali kita merasa jenuh dan letih. Hal ini sangat wajar karena mata manusia mempunyai batas kerja. Dan setiap orang berbeda-beda ketahanan matanya.
• Selain niat dalam membaca pun kita memerlukan mood. Bila mood kita sedang tidak bagus, tentu kita tidak akan bias menyerap maksud dari bacaan yang kita hadapi.
• Mulailah membaca dari sesuatu yang menarik dan sesuai dengan bidang kita. Maksudnya bila anda baru akan mencoba untuk menjadi pencinta membaca ada baiknya buku-buku yang and abaca disesuaikan dengan bidang, ketertarikan, serta tingkat keilmuan anda.
• Coba membaca dalam hati. Kebanyakan orang bilang membaca dalam hati lebih efektif daripada disuarakan.
• Jangan pernah menargetkan dalam membaca. Bacalah sesuatu bagaikan air mengalir. Artinya tidak perlu menargetkan suatu bacaan harus selesai dalam kurun waktu tertentu.
Perlu disadari bahwa membaca adlah kebiasaan yang sangat terpuji dan bermanfaat. Karena sesungguhnya segala sesuatu bias dipelajari dan diketahui melalui membaca. Saya ingin sekali menularkan kebiasaan membaca kepada semua orang. Marilah kita mulai kebiasaan ini!Selamat membaca!

Buku Ilmiah Masih Saja Membosankan


Judul Buku : Sejarah Sosial Media “Dari Gutenberg Sampai Internet“
Judul Asli : A Social History of The Media
Penulis : Asa Briggs dan Peter Burke
Pengantar : Jakob Oetama
Penerjemah : A. Rahman Zaenuddin
Penerbit : Yayasan Obor Indonesia
Tahun Terbit : 2006
Tebal Buku : xiv + 458 halaman
Ukuran Buku : 16 x 24 cm
Desain Sampul : Aji Soeroso
Edisi : Pertama
Resensi : Rangga Permana




Buku ini tergolong buku ilmiah, ini dapat disimpulkan dari judulnya saja. Dari judul “Sejarah Sosial Media – Dari Gutenberg Sampai Internet” ini dapat kita ketahui bahwa buku ini membahas tuntas tentang sejarah sosial media komunikasi informasi dari awal hingga masa sekarang. Buku ini menyajikan segala informasi dalam bentuk kisah narasi tentang media mulai dari awal munculnya, perkembangan dari masa ke masa hingga sekarang, serta tentang implementasi media itu sendiri terhadap aspek politik, ekonomi, dan sosial budaya. Sang penulis menggunakan sumber-sumber yang akurat dan variatif. Ini merupakan buku yang penting bagi dunia Ilmu Komunikasi sebagai referensi terpercaya.
Dari melihat sampul, memang dapat kita ketahui dengan jelas bahwa buku ini termasuk buku ilmiah. Namun desain yang disajikan oleh sang desainer cukup membuat kita penasaran akan apa isi di dalamnya. Desain sampul diampilkan dengan cukup menarik yaitu dari permainan warna yang memiliki relevansi terhadap isinya. Penyantuman gambar-gambar perangkat media terkait juga menambah unsur informatif komunikatif cukup dari segi sampulnya saja. Selain itu, penggunaan jenis font pada sampul juga menambah kesan ketegasan dan kejelasan buku ini. Penggunaan huruf timbul pada judul sampul depan dan belakang buku ini telah menjadi pemanis dukungan. Kesan membosankan dan rumit yang biasa melekat pada citra buku ilmiah sedikit dipudarkan oleh unsure-unsur kelebihan tadi. Mungkin inilah salah satu nilai plus dari buku ini yang ingin saya ungkap.
Saat membaca buku ini, kesan yang saya peroleh ternyata sedikit bertolak belakang dengan sampul yang saya nilai. Buku ini membuat pembaca sedikit mengalami kejenuhan saat harus membaca dengan intensif. Kesan monoton berikut membosankan berkali-kali muncul selama membaca buku karya Asa Briggs dan Peter Burke ini. Ini terjadi karena penggunaan gaya bahasa yang terlalu ilmiah. Ini akan sangat memberatkan saat buku ini dibaca oleh kalangan yang secara tingkat pendidikan belum cukup memadai. Contohnya dengan penggunaan istilah-istilah yang tidak umum atau terlalu ilmiah. Mungkin hanya kaum terpeljar saja yang dapat menyerap pesan dan makna buku ini dengan mudah. Walaupun saya termasuk yang mampu untuk menerimanya, tetapi saya mencoba menilai dari perspektif masyarakat umum di Indonesia. Memang hampir kebanyakan buku-buku hasil terjemahan buku asing memerlukan pemaknaan yang agak sulit oleh karena gaya bahasa dan gramatikal yang digunakan di negara asalnya sedikit berbeda dan manakala diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia akan sedikit mengalami kerancuan bahasa, namun seharusnya buku ini bisa disesuaikan dengan tingkat kerumitan yang lebih ringan agar dapat dinikmati oleh seluruh kalangan masyarakat. Banyak orang berpendapat bahwa bahasa asing terutama bahasa Inggris memiliki gaya bahasa yang tidak sepenuhnya cocok dengan pemahaman orang-orang Indonesia. Kemudian mengenai penyertaan gambar-gambar di dalam pembahasan buku, sebenarnya cukup menjadi nilai plus buku ini, hanya saja kalau gambar-gambar tersebut ditampilkan dengan warna-warna yang lebih hidup pasti akan menambah nilai estetika buku karangan negeri Paman Sam ini.
Melangkah ke aspek isi, di dalam buku ini kita akan mendapati pembahasan dengan gaya bercerita tentang media secara keseluruhan dan rinci. Mulai dari Gutenberg sang Ilmuwan Prancis yang menemukan mesin cetak pada tahun 1450 karena terinspirasi oleh mesin pemeras anggur hingga memasuki era digital yang dimulai dari peluncuran satelit Sputnik oleh Uni Soviet yang menjadi pemicu penggunaan satelit untuk keperluan komunikasi informasi dan melahirkan internet. Penulis juga membahas tentang pers yang memiliki posisi pilar keempat dalam kekuasaan suatu negara. Pembahasan aspek sosial juga kental di dalam buku ini, bagaimana dibahas tentang masyarakat yang diklasifikasikan sebagai masyarakat informasi sebagai hasil dari dinamika perubahan sosial itu sendiri. Semua ini dikisahkan, mulai dari politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang kesemuanya dipengaruhi oleh perkembangan media itu sendiri.
Pengarang buku ini sudah berusaha untuk mempertahankan `a sense of perspektive`, sulit untuk berprestasi ketika media terus saja mengkaji inovasi lama dan berkembang menjadi inovasi baru. Selalu saja berorientasi ke depan daripada menjelaskan realita yang ada. Eksploitasi teknologi yang dilakukan media secara tidak langsung telah mengeksploitasi pula alam sekitar. Tidak ada lagi taman-taman indah, namun yang diutamakan adalah program-program pokok. Tidak bisa terbayangkan bila progresifitas perkembangan media beserta perangkat-perangkat canggihnya akan bertahan terus secara kontinyu hingga masa yang jauh ke depan dunia dengan alam indahnya ini.
Secara keseluruhan buku ini cukup komunikatif dan menarik untuk dibaca. Karena isi yang disajikan terbilang cukup penting bagi dunia modern saat ini, terutama bagi dunia komunikasi informasi. Alangkah bijaknya kita mengetahui sejarah dan perkembangannya daripada hanya tahu menggunakannya saja. Jangan sampai kita menjadi masyarakat yang manja dengan segala kemudahan dan fitur-fitur canggih yang disajikan oleh teknologi inovatif saat ini. Saya hanya bisa mnyarankan anda untuk mambaca buku ini sebagai referensi tambahan. Buku ini termasuk buku ilmiah terlengkap untuk bidang yang dibahasnya.